Kamis, 17 November 2011

Jadilah Seperti Air

Bismillahirahmanirrahiim...


Air adalah salah satu kebutuhan vital hidup kita.Banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari AIR yang paling mendasar adalah sifatnya yang selalu mencari tempat yang rendah. Hal ini merupakan suatu isyarat bagi kita, bahwa dalam hidup ini manusia seharusnya tidak berpatah arang dalam berusaha menggapai cita-citanya. "Dimana ada kemauan, disitu pasti ada jalan", begitu pepatah mengatakan.

Kita mendapati, betapa istiqomahnya air dalam menempuh perjalanan untuk mencapai tempat yang rendah. Dari tempat yang tinggi, air meluncur membelah bumi hingga menjadi aliran yang kita sebut sungai. Disitu air mengalir bebas menuju tempat rendah mana saja yang ia sukai. Tidak jarang air itu secara beramai-ramai mengalir, menghantam, atau menghanyutkan apa saja yang mengganggu perjalannya. Dengan tekadnya, dia terus berusaha menuju tempat yang rendah.

Kalau ia menemui onggokan tanah yang kuat atau apa saja yang menghalangi perjalanannya, maka ia akan membuat manuver dengan membuat kelokan dan mencari jalan alternatif, atau berpisah dengan kawan-kawannya melingkari penghalang itu, yang akhirnya terjadi dua aliran. Sepintas aliran itu terlihat saling bercerai, tapi kalau kita jeli, itu merupakan suatu strategi untuk mencapai tujuannya.

Bila rintangan itu bendungan kokoh maka ia akan membuat kumpulan yang nantinya sebagian diantara mereka tidak dapat terbendung lagi, dengan begitu ia dapat meneruskan perjalanannya. Dan andaipun kumpulannya kurang, ia akan mencari jalan lain yaitu menguap. Ia akan berkumpul bersama diangkasa dalam gumpalan awan, dan apabila telah mencapai titik kulminasinya, ia akan membentuk titik-titik hujan. Semakin tebal awan itu, semakin lebat pula hujan yang turun. Dengan begitu ia akan mencapai tempat tujuannya, yaitu tempat yang rendah.

Betapa besarnya pelajaran yang bisa kita ambil dari peristiwa perjalanan air itu, yakni kosistensinya, dan tak mengenal putus asa dalam mencapai tujuannya. Dan sifat itu pula yang semestinya senantiasa menjiwai diri kita.

Imam Syafi'i dalam salah satu syairnya, menjadikan dinamika sifat air ini sebagai suatu bukti bahwa dalam bergerak dan beraktifitas akan ada kebaikan, dalam diam dan tanpa karya akan banyak kerugian dan kerusakan.


Alhamdulillahi Rabbil Alamiin,,,

Minggu, 24 Juli 2011

Kesakitan dan penderitaan

Bismillahirahmanirrahiim...

Kesakitan dan penderitaan tidak selalu bermakna negatif. Adakalanya dan lebih sering terjadi kesakitan dan penderitaan itu ada untuk memelihara kelangsungan hidup kita. Lapar dan haus adalah penderitaan. Tapi dengan lapar dan haus itulah kita berusaha memenuhi kebutuhan tubuh kita terhadap makanan dan minuman, yang dengannya keberadaan kita terpelihara. Luka dan nyeri itu adalah kesakitan. Namun dengan luka dan nyeri yang kita rasakan itulah kita menjaga tubuh kita. Bayangkan, jika tak ada rasa nyeri, mungkin kita akan musnah karena ketika sesuatu membakar atau melukai dan merusak tubuh kita, kita tak bereaksi untuk menjaga tubuh kita karena ketidak sadaran kita. Maka, kesakitan dan penderitaan itu ada lebih sering untuk memelihara kita. Lebih dari itu, ia ada untuk menempa kita menjadi sesuatu yang lebih baik, kuat mental dan tahan banting.

Alhamdulillahi Rabbil Alamiin,,,

Kamis, 26 Mei 2011

explanation about love relationship of non-blood relatives

Bismillahirahmanirrahiim...

Sakinah terambil dari akar kata sakana yang berarti diam/tenangnya sesuatu setelah bergejolak. Itulah sebabnya mengapa pisau dinamai sikkin karena ia adalah alat yang menjadikan binatang yang disembelih tenang, tidak bergerak, setelah tadinya ia meronta. Sakinah--karena perkawinan--adalah ketenangan yang dinamis dan aktif, tidak seperti kematian binatang.

Mawaddah, tersusun dari huruf-huruf m-w-d-d-, yang maknanya berkisar pada kelapangan dan kekosongan. Mawaddah adalah kelapangan dada dan kekosongan jiwa dari kehendak buruk. Dia adalah cinta plus. Bukankah yang mencintai, sesekali hatinya kesal sehingga cintanya pudar, bahkan putus. Tetapi yang bersemai dalam hati mawaddah, tidak lagi akan memutuskan hubungan, seperti yang bisa terjadi pada orang yang bercinta. Ini disebabkan hatinya begitu lapang dan kosong dari keburukan sehingga pintu-pintunya pun telah tertutup sehingga tidak dapat dihinggapi keburukan lahir dan batin (yang mungkin datang dari pasangannya).

Rahmah adalah kondisi psikologis yang muncul di dalam hati akibat menyaksikan ketidakberdayaan sehingga mendorong yang bersangkutan untuk memberdayakannya. Karena itu dalam kehidupan keluarga, masing-masing suami dan istri akan bersungguh-sungguh mendatangkan kebaikan bagi pasangannya serta menolak yang mengganggu dan mengeruhkannya.
Al-Qur'an menggarisbawahi hal ini dalam rangka jalinan perkawinan karena betapapun hebatnya seseorang, ia pasti memiliki kelemahan, dan betapapun lemahnya seseorang, pasti ada juga unsur kekuatannya. Suami dan istri tidak luput dari keadaan demikian, sehingga suami dan istri harus berusaha untuk saling melengkapi.
"Istri-istri kamu (para suami) adalah pakaian untuk kamu, dan kamu adalah pakaian untuk mereka."  [2:187]
Ayat ini tidak hanya mengisyaratkan bahwa suami istri saling membutuhkan sebagaimana kebutuhan manusia pada pakaian, tetapi juga berarti bahwa suami istri--yang masing-masing menurut kodratnya memiliki kekurangan--harus dapat berfungsi 'menutup kekurangan pasangannya', sebagaimana pakaian menurut aurat pemakainya.

Pernikahan adalah amanah. Amanah adalah sesuatu yang diserahkan kepada pihak lain disertai dengan rasa aman dari pemberinya karena kepercayaan bahwa apa yang diamanatkan itu, akan dipelihara dengan baik, serta keberadaannya aman di tangan yang diberi amanat itu.
Tidak mungkin orangtua dan keluarga masing-masing akan merestui perkawinan tanpa adanya rasa percaya dan aman itu. Suami--demikian juga istri--tidak akan menjalin hubungan tanpa merasa aman dan percaya kepada pasangannya.

Kesediaan seorang istri untuk hidup bersama dengan seorang lelaki, (adalah) meninggalkan orangtua dan keluarga yang membesarkannya, dan 'mengganti' semua itu dengan penuh kerelaan untuk hidup bersama lelaki 'asing' yang menjadi suaminya, serta bersedia membuka rahasianya yang paling dalam. Semua itu merupakan hal yang sungguh mustahil, kecuali jika ia merasa yakin bahwa kebahagiaannya bersama suami akan lebih besar dibandingkan dengan kebahagiaannya dengan ibu bapak, dam pembelaan suami terhadapnya tidak kurang dari pembelaan saudara-saudara sekandungnya. Keyakinan inilah yang dituangkan istri kepada suaminya dan itulah yang dinamai al-Qur'an sebagai mitsaqan ghalizha (perjanjian yang amat kokoh) [4:21].

Cinta kasih, mawaddah, dan rahmah yang dianugerahkan Allah kepada sepasang suami istri adalah untuk satu tugas yang berat tetapi mulia. Malaikat pun berkeinginan untuk melaksanakannya, tetapi kehormatan itu diserahkan Allah kepada manusia.

Disarikan dari Wawasan al-Qur'an oleh M. Quraish Shihab.
 dan ditulis kembali dari note salah seorang akhwat

Alhamdulillahi Rabbil Alamiin,,,

Senin, 21 Februari 2011

Pesankan saya tempat di neraka

Bismillahirahmanirrahiim...

Musim panas merupakan ujian yang cukup berat. Terutama bagi Muslimah, untuk tetap mempertahankan pakaian kesopanannnya. Gerah dan panas tak lantas menjadikannya menggadaikan etika. Berbeda dengan musim dingin, dengan menutup telinga dan leher kehangatan badan bisa terjaga. Jilbab memang memiliki multifungsi.

Dalam sebuah perjalanan yang cukup panjang, dari Kairo ke Alexandria; di sebuah mikrobus, ada seorang perempuan muda berpakaian kurang layak untuk dideskripsikan sebagai penutup aurat, karena menantang kesopanan. Ia duduk diujung kursi dekat pintu keluar. Tentu saja dengan cara pakaian seperti itu mengundang ‘perhatian’ kalau bisa dibahasakan sebagai keprihatinan sosial.

Seorang bapak setengah baya yang kebetulan duduk disampingnya mengingatkan bahwa pakaian yang dikenakannya bisa mengakibatkan sesuatu yang tak baik bagi dirinya sendiri. Disamping itu, pakaian tersebut juga melanggar aturan agama dan norma kesopanan. Orang tua itu bicara agak hati-hati, pelan-pelan, sebagaimana seorang bapak terhadap anaknya.

Apa respon perempuan muda tersebut? Rupanya dia tersinggung, lalu ia ekspresikan kemarahannya karena merasa hak privasinya terusik. Hak berpakaian menurutnya adalah hak prerogatif seseorang!

“Jika memang bapak mau, ini ponsel saya. Tolong pesankan saya, tempat di neraka Tuhan Anda!”

Sebuah respon yang sangat frontal. Orang tua berjanggut itu hanya beristighfar. Ia terus menggumamkan kalimat-kalimat Allah. Penumpang lain yang mendengar kemarahan si wanita ikut kaget, lalu terdiam.

Detik-detik berikutnya, suasana begitu senyap. Beberapa orang terlihat kelelahan dan terlelap dalam mimpi, tak terkecuali perempuan muda itu.

Lalu sampailah perjalanan di penghujung tujuan, di terminal terakhir mikrobus Alexandria. Kini semua penumpang bersiap-siap untuk turun, tapi mereka terhalangi oleh perempuan muda tersebut yang masih terlihat tidur, karena posisi tidurnya berada dekat pintu keluar.

“Bangunkan saja!” kata seorang penumpang.
“Iya, bangunkan saja!” teriak yang lainnya.
Gadis itu tetap bungkam, tiada bergeming.

Salah seorang mencoba penumpang lain yang tadi duduk di dekatnya mendekati si wanita, dan menggerak-gerakkan tubuh si gadis agar posisinya berpindah. Namun, astaghfirullah! Apakah yang terjadi? Perempuan muda tersebut benar-benar tidak bangun lagi. Ia menemui ajalnya dalam keadaan memesan neraka!

Kontan seisi mikrobus berucap istighfar, kalimat tauhid serta menggumamkan kalimat Allah sebagaimana yang dilakukan bapak tua yang duduk di sampingnya. Ada pula yang histeris meneriakkan Allahu Akbar dengan linangan air mata.

Sebuah akhir yang menakutkan. Mati dalam keadaan menantang Tuhan.
Seandainya tiap orang mengetahui akhir hidupnya….
Seandainya tiap orang menyadari hidupnya bisa berakhir setiap saat…
Seandainya tiap orang takut bertemu dengan Tuhannya dalam keadaan yang buruk…
Seandainya tiap orang tahu bagaimana kemurkaan Allah…

Sungguh Allah masih menyayangi kita yang masih terus dibimbing-Nya.
Allah akan semakin mendekatkan orang-orang yang dekat dengan-NYA semakin dekat.

Dan mereka yang terlena seharusnya segera sadar…
mumpung kesempatan itu masih ada!
Apakah booking tempatnya terpenuhi di alam sana? Wallahu a’lam.

Alhamdulillahi Rabbil Alamiin,,,

Jumat, 04 Februari 2011

Jadilah seperti pensil, bukan bolpoint...

Bismillahirahmanirrahiim...

Seorang anak bertanya kepada neneknya yang sedang menulis sebuah surat.
“Nenek lagi menulis tentang pengalaman kita ya? atau tentang aku?”
Mendengar pertanyaan si cucu, sang nenek berhenti menulis dan berkata kepada cucunya,
“Sebenarnya nenek sedang menulis tentang kamu, tapi ada yang lebih penting dari isi tulisan ini yaitu PENSIL yang nenek pakai. Nenek harap kamu bakal seperti pensil ini ketika kamu besar nanti”, ujar si nenek lagi.
Mendengar jawaban ini, si cucu kemudian melihat pensilnya dan bertanya kembali kepada si nenek ketika dia melihat tidak ada yang istimewa dari pensil yang nenek pakai.
“Tapi nek, sepertinya pensil itu sama saja dengan pensil yang lainnya”, Ujar si cucu.
Si nenek kemudian menjawab,

Selasa, 01 Februari 2011

Bismillahirahmanirrahiim...


Mengapa Pernikahan Menjadi Tertunda?

Pernikahan memang sebaiknya disegerakan, tapi kalau melihat kondisi-kondisi kini tampaknya untuk menuju ke sana seorang anak muda harus melewati banyak rintangan. Ada dua rintangan besar yang menjadi faktor terhambatnya pernikahan.

Pertama: Kemiskinan

Pernikahan memerlukan fasilitas rumah, biaya resepsi, dan hal-hal yang diperlukan, juga modal untuk kehidupan selanjutnya. Sementara sebagian besar anak-anak muda di awal kehidupannya tidak memiliki persiapan-persiapan yang khusus dan orangtuanya juga belum tentu memiliki tabungan untuk membiayai pernikahan anaknya. Jadi cara yang mereka tempuh adalah menundanya sampai segala keperluan tersebut tersedia.

Jumat, 28 Januari 2011

Yakinlah...


Bismillahirahmanirrahiim...

Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: ”Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta. (QS. Al-Ankabut: 2-3)

Sejatinya, hidup ini adalah sebuah perjalanan dari satu ujian menuju ujian berikutnya. Entah itu berupa ujian kesulitan maupun ujian kenikmatan. Setiap kita yang mengaku beriman tidak akan dibiarkan begitu saja, masing-masing diri kita akan diuji sesuai kadarnya masing-masing, bahkan Allah akan menguji di titik terlemah kita. Ujian itulah yang akan membuktikan keimanan kita, apakah kita benar-benar beriman atau hanya mengaku beriman padahal ternyata keimanan kita hanyalah dusta.

Kita bukanlah apa-apa dan bukanlah siapa-siapa. Pada dasarnya kita hanyalah manusia biasa yang tidak berkuasa sedikitpun atas kejadian yang menimpa diri kita. Hanya Allah yang berkuasa atas segalanya maka Yakinlah! Yakinlah padaNYA!. Ketika keyakinan itu tumbuh dalam hatimu, insya Allah hidup kita pun akan tenang. Kita takkan pernah takut seberat apapun ujian kesulitan hidup karena kita YAKIN bahwa Allah yang memberikan ujian kesulitan itu.. Allah pula yang akan menunjukkan jalan keluarnya. Kita tidak akan pernah sombong sebesar apapun ujian kenikmatan karena kita YAKIN bahwa kenikmatan yang kita dapatkan itu semata-mata hanya dari Allah.

Alhamdulillahi Rabbil Alamiin,,,

Selasa, 25 Januari 2011

Negosiator Ulung

Bismillahirahmanirrahiim...

“Aku tidak mau menjual sumur ini!” Roumah si yahudi pemilik sumur itu bersikukuh enggan menjual sumurnya. Utsman bin ‘Affan menarik nafas. Ia tahu bahwa hanya itulah satu-satunya sumur yang berair di Madinah pada saat kekeringan seperti ini. Roumah memang biadab. Ia menjual mahal sumurnya kepada setiap orang muslim. Bahkan kalau mau, dia bisa menolak seorang muslim membeli air darinya. Maka kaum muslimin yang tidak memiliki cukup uang bisa kehausan tanpa air yang cukup.

“Baiklah,” kata Utsman, “Kalau begitu aku beli setengahnya saja, yang setengah lagi tetap milikmu!”
“Berapa kau sanggup membeli setengah sumur ini?” Dengan angkuh Roumah menantang Utsman.

“Seratus ribu dinar!” Utsman menyebutkan sebuah harga tanpa ragu, bukan jumlah yang sedikit.
“Baiklah, aku jual!” Roumah akur, namun sifat tamaknya membuatnya menjilat ludah kembali.

Jumat, 21 Januari 2011

Renungkan

Bismillahirahmanirrahiim...

Hari ini
  • Sebelum kita mengatakan kata-kata tidak baik,pikirkanlah tentang seseorang yang tidak dapat berkata-kata sama sekali.
  • Sebelum kita mengeluh tidak punya apa-apa, pikirkan tentang orang yang meminta-minta di jalanan.
  • Sebelum kita mengeluh tentang istri atau suami kita, pikirkan tentang seseorang yang memohon pada Tuhan untuk diberikan teman hidup.
  • Sebelum kita mengeluh tentang prilaku anak kita, pikirkan tentang pasangan yang menunggu seorang anak selama 10 tahun.
  • Sebelum kita mengeluh dengan pekerjaan kita, pikirkan tentang mereka yang selalu membawa izasah dan tidak mendapatkan pekerjaan.
dan Hari ini
  • Sebelum kita mengeluh tentang hidup,pikirkan tentang seseorang yang meninggal terlalu cepat.
Alhamdulillahi Rabbil Alamiin,,,

Minggu, 16 Januari 2011

Daun Kecil

Bismillahirahmanirrahiim...

Bagaimana mungkin selembar daun yang kecil dapat menutupi dunia yang luas ini?
Jangankan dunia, menutupi telapak tangan saja sulit.
Namun bila daun kecil ini menempel di matamu maka tertutuplah dunia!
Begitu juga bila hati ditutupi pikiran buruk maka kamu akan melihat keburukan dimana2.
Dunia yang besar ini pun akan tampak buruk.
Jangan menutupi matamu walaupun hanya dengan daun yang kecil.
Jangan menutupi hatimu walaupun hanya dengan sebuah pikiran yg negatif!
Bila hatimu tertutup, maka tertutuplah dunia..
Karna itu bukalah mata hatimu.. Dan kau akan melihat dunia yg indah….?

Alhamdulillahi Rabbil Alamiin,,,