Jumat, 17 Desember 2010

bersamamu aku berakar, tumbuh, dan mekar

Bismillahirahmanirrahiim...

"Tiadakah engkau perhatikan bagaimana Allah telah membuat suatu perumpamaan. Kalimat yang baik adalah umpama pohon yang baik. Akarnya teguh dan cabangnya sampai ke langit. Ia memberikan buahnya di tiap musim dengan izin Rabbnya..."(QS.Ibrahim 24-25)

Bangunan iman kita seperti pohon ini. Ada 'aqidah yang menghujam teguh, terpatri dalam benak. Ia tersembunyi. Tetapi eksis. Keyakinan yang teguh pada Allah, mengakar ke sumber kehidupannya. Ada ibadah yang pengaruhnya dinikmati banyak orang. Shalat yang mencegah keji dan munkar. Puasa yang mengajarkan empati pada sesama. Zakat yang mengajak semua untuk berbagi. Dan haji, yang membuat kita semua sinergi, merasa kecil di hadapan Allah Yang Maha Besar. Dahan-dahan ibadah ini sampai ke langit, menjulang menyadarkan.

Nah, sekarang buah itu. Akhlaq. Kemanfaatan. Seorang mukmin memberikan buahnya pada setiap musim, pada segala kondisi dengan ijin Allah. Inilah siratan yang indah tentang manisnya kemanfaatan bergaul bersamanya. Semua sisi hidupnya manis dinikmati orang-orang di sekitarnya. Ia, bermanfaat kapan saja, dalam kondisi apapun.

Diamnya bermanfaat, bicaranya apalagi. Cemberutnya bermanfaat, senyumnya bermanfaat. Tawanya bermanfaat, tangisnya bermanfaat. Gembiranya bermanfaat, sedihnya. Sabarnya bermanfaat, marahnya memberi pelajaran. Duduknya bermanfaat, berdirinya bermanfaat. Dalam tidurnya ada manfaat, terjaganya lebih-lebih lagi. Berjalannya memberi manfaat, berhentinya memberi manfaat. Saat ada banyak nikmat menyambangi, ia berbagi. Saat mushibah menimpa, ada banyak pelajaran dari dirinya. Saat luang, ia memberi manfaat sebagaimana saat sibuk. Saat muda memberi manfaat, sampai pun saat tua. Saat sehat memberi manfaat, begitupun saat sakit. Saat kaya memberi manfaat, tak kurang juga di saat miskin. Saat hidup memberi manfaat, begitupun saat wafat. Semua sisinya memberi manfaat bagi sekelilingnya.

Ah, akhlaq. Betapa jauh kita darinya. Tetapi yang menjadi acuan setidak-tidaknya, "Seorang mukmin itu adalah seseorang, di mana orang lain senantiasa merasa aman dari lisan dan tangannya." Jikapun 'belum berbuah', minimal kita tak berduri dan tak beracun. Nah,kira-kira sulit tidak?

Alhamdulillahi Rabbil Alamiin,,,


Fillah, Salim A.2009.Baarakallaahu Laka Bahagianya Merayakan Cinta.Yogyakarta:Pro-U Media.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar